Blogger templates

Pages

Minggu, 19 April 2015

Cinta, Tidak seegois itu

'ini cinta brader, benar-benar cinta' dengan muka optimis Roni meyakinkanku. kedua tanggannya memeluk bahuku, aku sudah berpikir macam-macam. jangan sampai adegan ini diteruskan, bisa-bisa saja Roni langsung memelukku dengan tangisan anak ABG alay yang sedang galau. jangan sampai itu terjadi, jangan sampai. jangan sampai di cafe ini, karena adegan itu sungguh geli sekali. belum selesai aku menghayal adegan geli itu, Roni duduk kembali.



'Anita namanya, aku bertemu di sebuah warteg, wanita ini sungguh berbeda' curhat Roni
'berbeda seperti apa Ron? punya burung gitu, atau jakunnya ada dua? atau teteknya ada dibelakang, belakang kepala? atau kakinya berbulu sampai ke paha?'
Roni menundukkan kepalanya, tangan saling berpegangan 'Anita, Adalah wanita, dengan sejuta warna, senyumnya mampu menyembuhkan luka, lekuk tubuhnya kan mampu hapuskan duka, wajahnya satu ditambah satu sama dengan dua'
'satu tambah satu sama dengan dua?' sanggahku
'biar rimanya berakhir sama-sama "a" ' sahutnya dengan ekspresi datar

'terus, kenapa kamu jadi galau?'
'Dia, Anita, Mampu mem..' belum sempat Roni bicara aku potong duluan 'boleh ke toilet dulu gak?'
'TIDAK BOLEH!!!' ucap Roni, sambil kedua tangganya memukul meja 'aku sekarang sedang rapuh, jangan kau tinggalkan aku sendiri'
'kalau pesan minum boleh?'
'Kalau itu boleh, aku juga lagi haus, tapi aku ke toilet sebentar' Roni tiba-tiba berdiri tanpa muka bersalah meninggalkanku ke toilet, dari jauh masih sempat teriak 'aku pesankan kopi pahit ya, biar ku rasakan pahitnya jatuh cinta, tak usah pakai gula, cukup wajahnya sudah mampu mengubah segala rasa'

'temannya kenapa mas' tanya bartender yang dari tadi memperhatikan kita
'biasa mas, lagi mabuk lem fox, terus pas jalan jatuh, jadi kepalanya kebentur sedikit'
'oh pantes, kira tadi kesurupan, sudah aku siapin air yaasin di belakang' ucap bartender sambil ngakak
'mas pesen seperti biasanya, jangan pakai lama, jangan pakai lupa'
'siap brader, kasirnya sebelah sana ya, jangan pakai lama jangan pakai lupa, hahahaha' sambil nyengir, nyengir-nyengir menyindir.

'Terus, terus, terus gimana lagi ceritanya' tanyaku saat Roni kembali duduk, wajahnya terlihat lebih mengkilap, pasti cuci muka dulu di toilet terus disapu dengan tisu toilet.kalau kurang bersih disapu dengan baju, kalau kurang bersih lagi wajahnya di gosok-gosokkan ke celana, celana orang lain.

'sabar brader, cinta tak perlu buru-buru, biarkan mengalir bagai air terjun menyapu batu karang'
'apa hubungannya air terjung sama batu karang sob? itu beda alam brader' sanggahku lagi
'hubungan meraka adalah LDR' jawab dia sekenanya
'jadi, sebulan yang lalu aku kenal Anita,wanita dengan seribu pesona dan penuh rasa bahagia, tapi pahit' dia berhenti bercerita
'orang jatuh cinta memang kadang rasanya pahit Ron' sahut ku
'bukan, kopinya yang pahit' dia angkat tangannya memanggil bartender 'mas, gula ya, jangan pakai lama jangan pakai lupa'

'jadi Anita ini, aku sudah kenal selama 1 bulan, 2 hari, 3 jam, 4 menit, 5 detik'
detail sekali dia menjelaskan, sampai saat ini berarti sudah bertambah menjadi 17 detik
'karena setiap waktu bersamanya itu sangat berharga bagiku' Roni meneruskan ceritanya sambil menuangkan gula yang diberikan bartender ke dalam kopinya.
'sejak pertama kenal di warteg kami sudah saling akrab, banyak bertukar cerita, bertukar no telpon, beberapa kali kami jalan bareng. kayaknya kami memand dilahirkan untuk dipertemukan, serasa chemistry antara kita sudah satu padan satu sama lain' ucap Roni melanjutkan ceritanya.
'terus kenapa kamu galau?' tanyaku penasaran
'tibalah kemaren, kami janjian di taman, jam 4 sore dia sudah terlebih dahulu disana, matanya sembab habis menangis, masih tersisa di pipinya bekas air mata melunturkan maskaranya, aku menanyakan apa yang terjadi, dia hanya diam saja sambil menutup mulutnya dan masih terisak-isak, aku mencoba merangkulnya menenangkan dirinya, kepalanya ditempelkan di bahuku'
Roni meneruskan ceritanya lagi, sambil tangannya erat memegang cangkir kopi di depannya

'Anita, jangan nangis terus, aku jadi ikutan sedih jadinya, ayo cerita kenapa'
'maaf ya mas, aku selama ini belum berani jujur sama mas' dengan logat jawa yang kental
'aku udah punya suami mas'
muka Roni sudah tidak bisa digambarkan lagi dengan kata-kata mendengar kalimat tersebut
'kamu udah punya suami? kok gak pernah bilang?' tanya Roni dengan penuh kekecewaan
'aku takut mas, takut mas jadi jauhin aku, aku merasa nyaman sama mas'
'tapi kan begini lebih gak enak lagi jadinya Anita'
'iya mas maaf, sebenarnya suamiku lagi kerja di luar kota, kami sering bertengkar, sering ancam-ancaman cerai, minggu depan dia mau balik kesini, katanya mau lepas kerjaannya dia demi aku, tapi mas... aku sudah ilfeel sama dia, aku udah gak ada rasa sama dia, aku lebih nyaman sama mas Roni' ucapnya sambil menghapus air mata di pipinya
'Anita, sekarang kamu boleh menangis sepuas-puasnya, tapi habis ini jangan menangis lagi ya'
'tapi mas, aku pasti akan sedih sterus nanti, pasti mulai hari ini mas bakal jauhin aku kan'
'aku ada cerita nih sama kamu Anita, kenapa tukang ojek hanya bisa bawa penumpang? karena kalau 2 cabe-cabean namanya' dengan gelak tawa Roni berusaha menghibur
'kok kamu gak ketawa neng?'
'kan udah pernah dengar itu sebelumnya mas cerita kemaren' kata anita
'nah itu poinnya neng, kamu tidak akan bisa menertawakan lelucon yang sama berulang kali, terus kenapa kita harus berulang kali bersedih untuk hal yang sama?'
Anita terdiam, tatapannya kosong ke tanah.

'Anitanya kesurupan Ron?' potongku ditengah cerita Roni
'Anj*ng lu Jarot, gue lagi cerita sedih ini' umpat Roni dengan sewot
'oh iya iya, aku kira kesurupan, terus Ron gimana sekarang hubungan kamu sama dia, kan kamu bisa aja meneruskan hubungan kamu sama dia, berharap dia cerai sama suaminya?' tanyaku
'Cinta tak seegois itu brader"
ucapnya, kali ini wajahnya menampakkan wajah seseorang yang benar-benar bijaksana
'aku gak sanggup Jarot'
'gak sanggup kenapa brader? gak sanggup merusak hubungan dia sama suaminya ya?'

'gak sanggup piara anak 3 brader' dengan muka datarnya Roni ngomong
sudah tak bisa komen apa-apa lagi aku saat itu.

Cinta tidak seegois itu, kalimat ini seakan memberikan shock terapi buatku malam ini, cinta dan egois kayaknya takkan terpisahkan. selalu beriringan, pernah terpikir jika berada di posisinya suami Anita, seseorang yang berjuang keras demi cintanya, mengorbankan segalanya untuk menyelamatkan hubungannya.

Ditulis Oleh : fuevanpersie // 09.39
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

Fuad Ansari. Diberdayakan oleh Blogger.