Namaku
Jarot, terdengar seperti tokoh antagonis di film-film ya? well well well, semua
orang selalu bilang begitu. mungkin ini akan berkaitan dengan kelakuanku yang
konyol dan tak terduga, celotehan yang tak bertata entah darimana. But,
dont judge a book by the cover, judge a book by the price.
‘nak, banguuuunnn nak! mandi kau sana.
pagi-pagi tidur mulu entar rejeki mu dipatok ayam’ terdengar teriakan emak
menggelegar dari dapur
‘makanya mak, itu ayam dikasih makan biar ga
matokin rejekinya jarot’ balasku dari kamar yang kebetulan hanya
terpisahkan sebuah tembok tipis dari dapur
‘pernah ga kamu dengar berita emak-emak bawa
beskom siram anaknya pakai air panas karena anaknya yang susah bangun pagi?’
‘nah mak itu lebih tepat lagi mak, ayamnya
kita potong terus masukin air panas, tambahkan bumbu sedikit, taburkan
sayur-sayuran, kentang, dan wortel. taaadaaaa jadilah sop ayam ala emak bawel’
ledekku
‘JAROOOOOTTTTTTTTTT!!!!!’ teriak emak
‘iya mak iya mak, ahhh mak lagi dapet ya mak
ga bisa dibecandain dikit, entar ga cantik lagi loh, entar kalau ga cantik lagi
abah bakal cari isteri muda lagi lo, hayyyoooo lo’ candaku sambil beranjak dari
kamar menuju dapur. ku colek sedikit pinggul emak yang lagi sibuk menyiapkan
sarapan.
‘eh kamu jadi anak kurang ajar ya, bukannya
dibantuin malah emak sendiri digodain pagi-pagi, tuh minum teh di atas meja
biar mata km melek’ nampak wajah emak serius sekali mengiris-ngiris sayuran
langsung ku sambar 1 gelas teh hangat yang
sudah disiapkan emak di atas meja makan, sama pisang goreng khas ala emak. pagi
yg hangat, ku nikmati semua itu sambil memperhatikan emak yang masih sibuk
menyiapkan masakan buat nanti makan siang.
‘nak, nanti kalau keluar beliin mama paket
internet XL nya mama ya, kuotanya udah habis tuh yang Hotrod Pro’
‘astaga emak, kan baru 2 minggu yang lalu
emak isi kuota masa udah habis lagi. lagian juga sih emak sok-sok an banget
ngeyoutube mulu, masa mau bikin teh sama pisang goreng aja pakai streaming dulu’
gerutu ku sama emak.
Emang ini emak semenjak dibeliin
gadget canggihan dikit gayanya udah kayak ibu-ibu pejabat negara. mainannya
youtube sama social media, apalagi BBMnya isinya berbagai macam grup, dari grup
arisan, yasinan, ibu-ibu PKK, Dharma Wanita, sampai perkumpulan Ibu rumah
Tangga mulai dari level RT sampai level kecamatan.
‘hei
anakku yang baik hati dan budiman, kita hidup sekarang di zaman digital, di
zaman yang serba canggih. emak males liat program masak di TV, iklannya lama.
mending di youtube cepet ga ada iklan, terus pakai paket yang kamu kasih ga ada
cateringnya lagi’
‘catering? Buffering mak buffering,
bufffffeeeeeerrrriiiiiiiinnnngggggggggggggg!!!!! nih emak-emak bikin emosi
anaknya ya pagi-pagi, emak kira itu youtube bisa buat nganter nasi’ balasku
dengan sedikit agak kesal sambil menahan geli karena punya emak yang gayanya udah kayak ABG baru dibelikan gadget.
‘nah
itu maksud emak, sepiring kan’ ucap emak suka-suka hatinya sambil tersenyum
melintasi wajahnya yang sudah mulai nampak keriput.
Sibuk
menyantap pisang goreng emak tiba-tiba handphoneku bergetar, nada khas BBM
terdengar.
‘Jarot, kalau kamu tidak sibuk jemput aku di rumah ya hari ini. i’m really
miss you’
BBM
si nayla singkat, ada apa ini tumben-tumbennya si nayla. bukannya dia lagi
kuliah di luar negeri tepatnya di Malaysia. Nayla adalah cinta monyetku dari SMP,
dia seorang anak dokter. bisa dibilang dia anak yang paling cantik di kelas,
aku bisa bilang begitu karena sejak SMP aku sudah dianugerahi mata yang bisa
mengklasifikasikan antara cewek cantik, setengah cantik, hampir cantik, dan
nanti dewasanya dia bakalan cantik.
Sudah
7 Tahun tidak ketemu nayla, biasanya hanya berkomunikasi lewat jejaring sosial.
itupun setengah mati searching namanya di berbagai sosial media. dan akhirnya
sepupunya yang kasih tau twitternya. dari twitter lah kami selama ini
berhubungan, bahas-bahas tentang masa lalu sampai tukeran pin BB. pernah juga
telponan, kebetulan tarif kartu XL yang ku pakai tarifnya lumayan murah untuk
nelpon ke Malaysia. pernah kita telponan sekitar 10 menit hanya habis 6000
rupiah. tapi, 10 menit rasanya masih belum cukup melepas rasa kangenku sama
Nayla. selalu aku menanyakan kapan dia pulang tapi gak pernah ada kepastian.
saat kebetulan dia pulang waktu lebaran tahun lalu, aku malah lagi di luar
kota, sedang merayakan lebaran bersama keluarga besar.
Cepat
ku habiskan sarapan yang disiapkan emak di atas meja, dan langsung loncat ke
kamar mandi. hati rasanya berdegup kencang seperti genderang yang mau perang,
aku sedang ingin bercinta karena... eiittsssss sorry karaoke pribadi dulu ya di
kamar mandi. bye.
...
10
menit sudah aku menunggu depan rumah Nayla duduk di atas motor matic yang belum
lunas-lunas kreditannya, Nayla belum juga keluar. sudah kebiasaan wanita dandan
itu bagai nungguin antrian bensin kala presiden tiba-tiba naikan harga. panjang
dan tahan lama. aku ga bisa bayangin wajahnya sekarang, setelah 7 tahun tidak
ketemu. liat foto profile nya di social media sih agak gendutan, dan tak
beraturan. jadi ingat dulu waktu jahilin dia saat duduk di kelas, aku sama
temanku lempar rautan pensil bulat yang ada cermin di satu bagian sisinya. dari
sanalah kami atur sudut yang pas agar bisa melihat warna celana dalam nayla.
seandainya dulu ada tongsis kami ga perlu mengasah skill melempar rautan ke
tempat yang tepat dan tidak usah belajar fisika untuk menentukan sudut yang
tepat.
Lamunanku
tiba-tiba dikagetkan sosok perempuan yang membuka pintu. perempuan tersebut
berperawakan sedang, kurang lebih tingginya 164 cm. menggunakan kemeja putih
dilapis dengan jaket jeans tipis. kulitnya putih bersih dengan rambut lurus
diikat ke belakang. dan senyumnya...aduhai. ya tidak lain tidak bukan ini si
Nayla. anjrit, tak seperti yang ku bayangkan, sosoknya cantik sekali. berbeda
waktu dia masih SMP yang masih hingusan dan bawa sapu tangan kemana-mana.
‘Hayyoo
loh, udah gak kenal lagi sama aku ya, ngeliatinnya sampai gitu banget’
celetuknya membuyarkan kekagumanku, ku sambut dengan senyum malu
‘Hai
Nayla, apa kabarmu?’ sahutku terbata-bata
‘ehhh
ternyata kamu masih ingat namaku, ya begini lah aku. lama di kuala lumpur bikin
aku kangen sama semua teman-teman waktu SMP’
‘oh
kangennya sama semua, ohhhh, terus kenapa cuman ngajakin aku jalan’
‘especially
for you, anak paling bandel di kelas, muka paling mesum dan paling jahil’
sambutnya sambil tersenyum
‘ayoo
udah kita jalan, aku kangen banget kampung ini’ sambil naik ke motorku
...
Hampir
satu jam kami berputar-putar mengelilingi kampung entah kenapa Nayla erat
sekali pegangannya di pinggangku, kami saling bercerita tentang kenangan masa
lalu. saling menertawakan aib-aib yang pernah terjadi di waktu SMP. dari
sama-sama membersihkan WC gara-gara telat masuk kelas, sampai dimana kami
berdua ikut olimpiade sekolah tingkat kelurahan. dan paling parah lagi, aku
dilaporkan guru BP hanya gara-gara rautan pensil yang berada di posisi yang
tepat, tepat di bawah roknya Nayla.
‘kita
mampir ke pantai yuk’ tiba-tiba si Nayla mengagetkan ku dari belakang sambil
meregangkan pelukannya dariku.
‘ngapain
ke pantai?’ tanyaku jual mahal
‘udah
ikut aja, kenapa sih sekarang kamu bawel banget orangnya’ sambil menunjukkan
muka cemberut yang dari tadi aku perhatikan dari spion. sejak dari rumah
sengaja kaca spion motorku sudutnya diarahkan tepat ke wajahnya. sesekali kami
beradu pandang lewat kaca spion sambil malu-malu terus Nayla meraih kaca spion
tersebut agar dikembalikan ke arah yang tepat lagi, tapi ku kembalikan lagi. rasanya tiada
bosan ku lihat wajahnya.
Duduklah
kami dipinggir pantai sambil membawa sebungkus pentol dan air mineral, tetap
masih asyik ngobrol tentang kejadian di masa lalu.
‘eh
kamu ingat ga waktu kita mau lulus kamu nembak aku kan pakai carikan-carikan
kertas’ celutuk Nayla sambil tertawa girang meledek.
‘ahhhh
itu kan khilaf aja, iseng aja kali saat itu mau lempar ke Ayu tapi salah kirim
ke kamu’ sanggahku
‘ciyyeeee
bisa aja ngeles kayak guru privat aja, dasar muka mesum waktu SMP sudah main
pacar-pacaran’ sahutnya sambil mencubit kecil tanganku, sedangkan muka ku merah
padam karena malu sekali diungkap aib tersebut
‘namanya
juga cinta monyet ya, rasanya lucu sekali mengingatnya. apalagi saat aku bilang
belum mau pacaran, wajahmu saat itu lucu sekali menahan nangis. kamu udah baca
semua carikan kertas itu kan?’
‘eh,
obrolan kamu di BBM itu serius?’ sela ku untuk mengalihkan pembicaraan mengenai
aib di masa lalu tersebut, karena aku malu sekali membahasnya
‘yahh
ngeles lagi, obrolan yang mana?’ sahut Nayla sambil tersenyum
‘itu
lo mengenai POM bensin, katanya kalau mau meminang kamu aku harus punya minimal
1 POM bensin buat jujurannya. nah sekarang aku sudah mulai menyiapkan semua
itu, aku sudah mulai merintis usaha bahan bakar. sekarang aku punya pom
bensinku, walaupun masih kecil tapi modalku sendiri. aku sekarang usaha
PERTAMINI. pernah dengarkan PERTAMINI? ya walaupun kecil aku yakin nanti suatu
saat pasti aku akan punya pom bensin sendiri’
Tiba-tiba
muka Nayla berubah drastis mendengar itu, wajah gadis yang ceria tadi tiba-tiba
berubah jadi horor. diam seribu bahasa. seakan ada yang tak sanggup dia
ucapkan.
‘aku
bahagia banget punya teman seperti km Jarot, rasanya senang banget hari ini.
kebahagiaan yang sederhana dari dulu aku impikan. tertawa lepas seolah hidup
ini tidak ada beban. menghabiskan waktu dengan bercanda, tawa ini lama sekali
aku rindukan’ ucap Nayla lirih sambil memeluk kedua kakinya yang dilipat
kedepan, tatapannya kosong ke arah lautan.
‘kok
kamu ngomong gitu, aku juga bahagia kok bisa lihat kamu sebahagia ini. waktu di
SMP kita sering berantem terus baikan terus berantem lagi terus baikan lagi,
saling mengolok nama orang tua masing-masing’
‘aku
mau menikah dengan seseorang Jarot, tapi aku ragu, aku takut tak bisa
membahagiakannya dan aku takut akan meninggalkannya’ ucap Nayla, rasanya
kalimat tersebut menghancurkan khayalanku seharian ini, seperti membangun
istana pasir dipinggir pantai, indah dan tinggi, di setiap sisinya sudah
dihiasi dengan detail menara-menara & dinding. tiba-tiba, Byurrrrr... ombak
besar menyapunya.
‘kok
kamu ragu?’ tanyaku dengan senyuman palsu, aku lelaki tegar, aku tidak boleh
menghancurkan kebahagiaan Nayla yang sudah di depan mata.
‘minggu
depan aku akan berangkat dengan seluruh keluarga ke Malaysia, aku akan
meneruskan hidupku disana dan akan selamanya menetap disana mungkin kau tidak
akan bertemu aku lagi selamanya’ ucapnya lirih sambil jari-jarinya melukis
sesuatu yang abstrak di atas pasir.
Aku
coba menghela nafas, aku raih tangannya dengan tanganku dan tangan satuku
menunjuk ke arah matahari terbenam
‘lihat
sunset itu, indah bukan? menatapnya seolah menentramkan hati, dan janjinya
tidak pernah ingkar dengan bumi. esok dia kembali lagi dengan terbit di ufuk
timur membawa kehangatan. tak perlu memilikinya aku sudah sangat bahagia
menatapnya. sama seperti kamu, setiap hari aku merindukanmu aku selalu
menyiapkan diri jika suatu saat tiba waktu bertemu dengan kamu. aku bahagia di
setiap bagian kebahagiaan kamu. sekarang kamu juga bawa kabar bahagia, tapi
kenapa kamu menyampaikannya dengan kesedihan? bukannya dari dulu kamu selalu
bercita-cita akan kuliah di luar negeri dan akan jadi seorang yang sukses.
cita-citamu sudah tercapai Nayla. aku yakin pria tersebut pasti pria yang tepat
dan sangat beruntung sekali, setiap waktu aku selalu memperhatikan statusmu di
social media dan foto-foto kamu, aku lihat kebahagiaan terpancar antara kamu
dan dirinya. Jundu kan namanya? percaya sama aku dia pasti akan menjagamu dan
akan membahagiakan kamu. biarkan kapalmu berlayar bersamanya, aku akan selalu
mendoakanmu dari sini dari tepian ini’
‘Jarot,
Maafkan aku ya’ terlihat Nayla meneteskan air mata
‘ngapain
kamu minta maaf, yang perlu kamu ingat adalah ...’ ucapku terhenti sengaja
untuk memancing perhatian Nayla
‘adalah
apa? ayo adalah apa?’ tatap Nayla dengan penuh rasa penasaran
‘jika
nanti anakku cowok dan anakmu cewek kita jodohkan ya?’
‘ahhhh
gak mau pasti anakmu nanti otaknya sama mesumnya kayak kamu, aku mau anakku
juga laki-laki’ ucap Nayla sambil tersenyum mengusap air matanya
‘oh
ya udah biar aja anak kita jadi homo’ celetukku sembarangan
‘eh
enak aja kamu ngomong, suka-suka kamu ...’ ucap Nayla ketus
reflek ku peluk Nayla sambil ku berbisik untuknya ‘kau bukan hanya cinta
monyetku, tapi kau cinta monyetku yang pertama, aku selalu bahagia untukmu, aku
selalu menikmati setiap rindu menantimu, sekarang yakinkan diri jadilah seperti
matahari yang tak pernah ingkari hari untuknya. saat kita bertemu lagi pastikan
bahagia yang kau bawa untuk bercerita’
Pelukan
Nayla semakin erat seiring dengan Matahari yang lama-lama menghilang di telan
lautan. sambil lirih berucap ‘jika kita dipertemukan di kehidupan selanjutnya
berjanjilah kamu akan selalu tertawa dan bahagia bersamaku, coz i’m really love
you, until my time is over’
...
‘JARRRROOOTTTTTT!!!!’
seperti biasa emak jadi alarm duniawiku setiap pagi
‘itu
kertas-kertas di lemarimu mau emak buang, berantakan gitu’ kata emak tepat
sudah berdiri disamping tempat tidurku
‘eiittsss
jangan mak, jangan. sini aku yang beresin’
dari setumpukan kertas ini sepertinya familiar, benar saja itu adalah
kertas-kertas yang diatasnya ada tulisan disaat aku nembak Nayla waktu SMP. ku
baca kembali satu persatu. tibalah dimana kertas terakhir kalimat nayla saat
menolak aku.
‘mungkin
bukan untuk saat ini ya Jarot, masih kecil ga boleh pacar-pacaran. kamu harus
sukses dulu aku ga mau pacaran sama anak yang masih ingusan terus uang jajannya
masih suka minta sama emaknya’
Aku
sambil tersenyum sendiri membaca kalimat tersebut, tapi aku melihat ada tulisan
yang samar di belakang kertas itu. benar saja dulu waktu aku membaca carikan
terakhir tersebut aku langsung saja melemparnya ke dalam tas tanpa melihat di
baliknya. aku penasaran dan aku balik lembar berikutnya, nampaklah tulisan tangan
Nayla.
‘aku
akan keluar kota, pasti aku bakal selalu merindukanmu. rindu setiap tawamu dan
setiap kejahilanmu, aku juga suka kok sama kamu. suatu saat nanti jika kita
bertemu lagi janji ya kamu ga minta uang jajan sama emak lagi, aku pasti mau jadi pacarku’
Kalimat
tersebut diakhiri dengan tulisan Nayla & Jarot diantaranya ada logo amor
khas dengan panah tepat ditengahnya.
aku tiba-tiba tersentak, kalimat itu. benarkah Nayla punya rasa yang sama
seperti yang kurasakan. terus kenapa dia menikah dengan orang lain?
kembali bunyi khas BBM mengagetkanku, ku lihat notifikasinya dari Nayla.
‘nak
Jarot ini ibunya Nayla, terima kasih ya untuk Nayla. di saat terakhirnya dia
selalu mengucapkan nama kamu. nayla sudah 3 tahun belakangan ini mengidap
kanker otak dan sebulan yang lalu dia sudah divonis stadium 4, dokter
mengatakan hidupnya tidak akan lama lagi. kami berusaha keras menahannya di
Malaysia agar menjalani pengobatan tapi dia bersikeras ingin pulang dan bertemu
seseorang, dia selalu mengucapkan itu permintaan terakhirnya, maka dengan berat
hati kami turuti. terlihat sesudah balik dari sana mukanya kembali bersinar,
kebahagiaan terpancar di wajahnya seolah ada rona kehidupan yang tak kami lihat
selama ini. tapi, semua itu tak berlangsung lama, tepat seminggu yang lalu
Nayla sudah tiada. sesaat sebelum dia tiada dia bilang katakan pada Jarot kalau
Jundu bukanlah siapa-siapanya hanya ingin membuatmu cemburu dan sebenarnya
ingin membuatmu melupakan dia, untuk mencari kehidupan baru dan menemukan
matahari yang baru. sekali lagi terima kasih nak Jarot untuk kebahagiaan
disaat-saat terakhir anak kami’
Tak terasa air mataku mengalir.
‘nak, banguuuunnn nak! mandi kau sana. pagi-pagi tidur mulu entar rejeki mu dipatok ayam’ terdengar teriakan emak menggelegar dari dapur
‘makanya mak, itu ayam dikasih makan biar ga matokin rejekinya jarot’ balasku dari kamar yang kebetulan hanya terpisahkan sebuah tembok tipis dari dapur
‘pernah ga kamu dengar berita emak-emak bawa beskom siram anaknya pakai air panas karena anaknya yang susah bangun pagi?’
‘nah mak itu lebih tepat lagi mak, ayamnya kita potong terus masukin air panas, tambahkan bumbu sedikit, taburkan sayur-sayuran, kentang, dan wortel. taaadaaaa jadilah sop ayam ala emak bawel’ ledekku
‘JAROOOOOTTTTTTTTTT!!!!!’ teriak emak
‘iya mak iya mak, ahhh mak lagi dapet ya mak ga bisa dibecandain dikit, entar ga cantik lagi loh, entar kalau ga cantik lagi abah bakal cari isteri muda lagi lo, hayyyoooo lo’ candaku sambil beranjak dari kamar menuju dapur. ku colek sedikit pinggul emak yang lagi sibuk menyiapkan sarapan.
‘eh kamu jadi anak kurang ajar ya, bukannya dibantuin malah emak sendiri digodain pagi-pagi, tuh minum teh di atas meja biar mata km melek’ nampak wajah emak serius sekali mengiris-ngiris sayuran
langsung ku sambar 1 gelas teh hangat yang sudah disiapkan emak di atas meja makan, sama pisang goreng khas ala emak. pagi yg hangat, ku nikmati semua itu sambil memperhatikan emak yang masih sibuk menyiapkan masakan buat nanti makan siang.
‘nak, nanti kalau keluar beliin mama paket internet XL nya mama ya, kuotanya udah habis tuh yang Hotrod Pro’
‘astaga emak, kan baru 2 minggu yang lalu emak isi kuota masa udah habis lagi. lagian juga sih emak sok-sok an banget ngeyoutube mulu, masa mau bikin teh sama pisang goreng aja pakai streaming dulu’ gerutu ku sama emak.
Emang ini emak semenjak dibeliin gadget canggihan dikit gayanya udah kayak ibu-ibu pejabat negara. mainannya youtube sama social media, apalagi BBMnya isinya berbagai macam grup, dari grup arisan, yasinan, ibu-ibu PKK, Dharma Wanita, sampai perkumpulan Ibu rumah Tangga mulai dari level RT sampai level kecamatan.
‘hei anakku yang baik hati dan budiman, kita hidup sekarang di zaman digital, di zaman yang serba canggih. emak males liat program masak di TV, iklannya lama. mending di youtube cepet ga ada iklan, terus pakai paket yang kamu kasih ga ada cateringnya lagi’
‘catering? Buffering mak buffering, bufffffeeeeeerrrriiiiiiiinnnngggggggggggggg!!!!! nih emak-emak bikin emosi anaknya ya pagi-pagi, emak kira itu youtube bisa buat nganter nasi’ balasku dengan sedikit agak kesal sambil menahan geli karena punya emak yang gayanya udah kayak ABG baru dibelikan gadget.
‘nah itu maksud emak, sepiring kan’ ucap emak suka-suka hatinya sambil tersenyum melintasi wajahnya yang sudah mulai nampak keriput.
Sibuk menyantap pisang goreng emak tiba-tiba handphoneku bergetar, nada khas BBM terdengar.
‘Jarot, kalau kamu tidak sibuk jemput aku di rumah ya hari ini. i’m really miss you’
BBM si nayla singkat, ada apa ini tumben-tumbennya si nayla. bukannya dia lagi kuliah di luar negeri tepatnya di Malaysia. Nayla adalah cinta monyetku dari SMP, dia seorang anak dokter. bisa dibilang dia anak yang paling cantik di kelas, aku bisa bilang begitu karena sejak SMP aku sudah dianugerahi mata yang bisa mengklasifikasikan antara cewek cantik, setengah cantik, hampir cantik, dan nanti dewasanya dia bakalan cantik.
Sudah 7 Tahun tidak ketemu nayla, biasanya hanya berkomunikasi lewat jejaring sosial. itupun setengah mati searching namanya di berbagai sosial media. dan akhirnya sepupunya yang kasih tau twitternya. dari twitter lah kami selama ini berhubungan, bahas-bahas tentang masa lalu sampai tukeran pin BB. pernah juga telponan, kebetulan tarif kartu XL yang ku pakai tarifnya lumayan murah untuk nelpon ke Malaysia. pernah kita telponan sekitar 10 menit hanya habis 6000 rupiah. tapi, 10 menit rasanya masih belum cukup melepas rasa kangenku sama Nayla. selalu aku menanyakan kapan dia pulang tapi gak pernah ada kepastian. saat kebetulan dia pulang waktu lebaran tahun lalu, aku malah lagi di luar kota, sedang merayakan lebaran bersama keluarga besar.
Cepat ku habiskan sarapan yang disiapkan emak di atas meja, dan langsung loncat ke kamar mandi. hati rasanya berdegup kencang seperti genderang yang mau perang, aku sedang ingin bercinta karena... eiittsssss sorry karaoke pribadi dulu ya di kamar mandi. bye.
...
10
menit sudah aku menunggu depan rumah Nayla duduk di atas motor matic yang belum
lunas-lunas kreditannya, Nayla belum juga keluar. sudah kebiasaan wanita dandan
itu bagai nungguin antrian bensin kala presiden tiba-tiba naikan harga. panjang
dan tahan lama. aku ga bisa bayangin wajahnya sekarang, setelah 7 tahun tidak
ketemu. liat foto profile nya di social media sih agak gendutan, dan tak
beraturan. jadi ingat dulu waktu jahilin dia saat duduk di kelas, aku sama
temanku lempar rautan pensil bulat yang ada cermin di satu bagian sisinya. dari
sanalah kami atur sudut yang pas agar bisa melihat warna celana dalam nayla.
seandainya dulu ada tongsis kami ga perlu mengasah skill melempar rautan ke
tempat yang tepat dan tidak usah belajar fisika untuk menentukan sudut yang
tepat.Lamunanku tiba-tiba dikagetkan sosok perempuan yang membuka pintu. perempuan tersebut berperawakan sedang, kurang lebih tingginya 164 cm. menggunakan kemeja putih dilapis dengan jaket jeans tipis. kulitnya putih bersih dengan rambut lurus diikat ke belakang. dan senyumnya...aduhai. ya tidak lain tidak bukan ini si Nayla. anjrit, tak seperti yang ku bayangkan, sosoknya cantik sekali. berbeda waktu dia masih SMP yang masih hingusan dan bawa sapu tangan kemana-mana.
‘Hayyoo loh, udah gak kenal lagi sama aku ya, ngeliatinnya sampai gitu banget’ celetuknya membuyarkan kekagumanku, ku sambut dengan senyum malu
‘Hai Nayla, apa kabarmu?’ sahutku terbata-bata
‘ehhh ternyata kamu masih ingat namaku, ya begini lah aku. lama di kuala lumpur bikin aku kangen sama semua teman-teman waktu SMP’
‘oh kangennya sama semua, ohhhh, terus kenapa cuman ngajakin aku jalan’
‘especially for you, anak paling bandel di kelas, muka paling mesum dan paling jahil’ sambutnya sambil tersenyum
‘ayoo udah kita jalan, aku kangen banget kampung ini’ sambil naik ke motorku
...
Hampir
satu jam kami berputar-putar mengelilingi kampung entah kenapa Nayla erat
sekali pegangannya di pinggangku, kami saling bercerita tentang kenangan masa
lalu. saling menertawakan aib-aib yang pernah terjadi di waktu SMP. dari
sama-sama membersihkan WC gara-gara telat masuk kelas, sampai dimana kami
berdua ikut olimpiade sekolah tingkat kelurahan. dan paling parah lagi, aku
dilaporkan guru BP hanya gara-gara rautan pensil yang berada di posisi yang
tepat, tepat di bawah roknya Nayla.‘kita mampir ke pantai yuk’ tiba-tiba si Nayla mengagetkan ku dari belakang sambil meregangkan pelukannya dariku.
‘ngapain ke pantai?’ tanyaku jual mahal
‘udah ikut aja, kenapa sih sekarang kamu bawel banget orangnya’ sambil menunjukkan muka cemberut yang dari tadi aku perhatikan dari spion. sejak dari rumah sengaja kaca spion motorku sudutnya diarahkan tepat ke wajahnya. sesekali kami beradu pandang lewat kaca spion sambil malu-malu terus Nayla meraih kaca spion tersebut agar dikembalikan ke arah yang tepat lagi, tapi ku kembalikan lagi. rasanya tiada bosan ku lihat wajahnya.
Duduklah kami dipinggir pantai sambil membawa sebungkus pentol dan air mineral, tetap masih asyik ngobrol tentang kejadian di masa lalu.
‘eh kamu ingat ga waktu kita mau lulus kamu nembak aku kan pakai carikan-carikan kertas’ celutuk Nayla sambil tertawa girang meledek.
‘ahhhh itu kan khilaf aja, iseng aja kali saat itu mau lempar ke Ayu tapi salah kirim ke kamu’ sanggahku
‘ciyyeeee bisa aja ngeles kayak guru privat aja, dasar muka mesum waktu SMP sudah main pacar-pacaran’ sahutnya sambil mencubit kecil tanganku, sedangkan muka ku merah padam karena malu sekali diungkap aib tersebut
‘namanya juga cinta monyet ya, rasanya lucu sekali mengingatnya. apalagi saat aku bilang belum mau pacaran, wajahmu saat itu lucu sekali menahan nangis. kamu udah baca semua carikan kertas itu kan?’
‘eh, obrolan kamu di BBM itu serius?’ sela ku untuk mengalihkan pembicaraan mengenai aib di masa lalu tersebut, karena aku malu sekali membahasnya
‘yahh ngeles lagi, obrolan yang mana?’ sahut Nayla sambil tersenyum
‘itu lo mengenai POM bensin, katanya kalau mau meminang kamu aku harus punya minimal 1 POM bensin buat jujurannya. nah sekarang aku sudah mulai menyiapkan semua itu, aku sudah mulai merintis usaha bahan bakar. sekarang aku punya pom bensinku, walaupun masih kecil tapi modalku sendiri. aku sekarang usaha PERTAMINI. pernah dengarkan PERTAMINI? ya walaupun kecil aku yakin nanti suatu saat pasti aku akan punya pom bensin sendiri’
Tiba-tiba muka Nayla berubah drastis mendengar itu, wajah gadis yang ceria tadi tiba-tiba berubah jadi horor. diam seribu bahasa. seakan ada yang tak sanggup dia ucapkan.
‘aku bahagia banget punya teman seperti km Jarot, rasanya senang banget hari ini. kebahagiaan yang sederhana dari dulu aku impikan. tertawa lepas seolah hidup ini tidak ada beban. menghabiskan waktu dengan bercanda, tawa ini lama sekali aku rindukan’ ucap Nayla lirih sambil memeluk kedua kakinya yang dilipat kedepan, tatapannya kosong ke arah lautan.
‘kok kamu ngomong gitu, aku juga bahagia kok bisa lihat kamu sebahagia ini. waktu di SMP kita sering berantem terus baikan terus berantem lagi terus baikan lagi, saling mengolok nama orang tua masing-masing’
‘aku mau menikah dengan seseorang Jarot, tapi aku ragu, aku takut tak bisa membahagiakannya dan aku takut akan meninggalkannya’ ucap Nayla, rasanya kalimat tersebut menghancurkan khayalanku seharian ini, seperti membangun istana pasir dipinggir pantai, indah dan tinggi, di setiap sisinya sudah dihiasi dengan detail menara-menara & dinding. tiba-tiba, Byurrrrr... ombak besar menyapunya.
‘kok kamu ragu?’ tanyaku dengan senyuman palsu, aku lelaki tegar, aku tidak boleh menghancurkan kebahagiaan Nayla yang sudah di depan mata.
‘minggu depan aku akan berangkat dengan seluruh keluarga ke Malaysia, aku akan meneruskan hidupku disana dan akan selamanya menetap disana mungkin kau tidak akan bertemu aku lagi selamanya’ ucapnya lirih sambil jari-jarinya melukis sesuatu yang abstrak di atas pasir.
Aku coba menghela nafas, aku raih tangannya dengan tanganku dan tangan satuku menunjuk ke arah matahari terbenam
‘lihat sunset itu, indah bukan? menatapnya seolah menentramkan hati, dan janjinya tidak pernah ingkar dengan bumi. esok dia kembali lagi dengan terbit di ufuk timur membawa kehangatan. tak perlu memilikinya aku sudah sangat bahagia menatapnya. sama seperti kamu, setiap hari aku merindukanmu aku selalu menyiapkan diri jika suatu saat tiba waktu bertemu dengan kamu. aku bahagia di setiap bagian kebahagiaan kamu. sekarang kamu juga bawa kabar bahagia, tapi kenapa kamu menyampaikannya dengan kesedihan? bukannya dari dulu kamu selalu bercita-cita akan kuliah di luar negeri dan akan jadi seorang yang sukses. cita-citamu sudah tercapai Nayla. aku yakin pria tersebut pasti pria yang tepat dan sangat beruntung sekali, setiap waktu aku selalu memperhatikan statusmu di social media dan foto-foto kamu, aku lihat kebahagiaan terpancar antara kamu dan dirinya. Jundu kan namanya? percaya sama aku dia pasti akan menjagamu dan akan membahagiakan kamu. biarkan kapalmu berlayar bersamanya, aku akan selalu mendoakanmu dari sini dari tepian ini’
‘Jarot, Maafkan aku ya’ terlihat Nayla meneteskan air mata
‘ngapain kamu minta maaf, yang perlu kamu ingat adalah ...’ ucapku terhenti sengaja untuk memancing perhatian Nayla
‘adalah apa? ayo adalah apa?’ tatap Nayla dengan penuh rasa penasaran
‘jika nanti anakku cowok dan anakmu cewek kita jodohkan ya?’
‘ahhhh gak mau pasti anakmu nanti otaknya sama mesumnya kayak kamu, aku mau anakku juga laki-laki’ ucap Nayla sambil tersenyum mengusap air matanya
‘oh ya udah biar aja anak kita jadi homo’ celetukku sembarangan
‘eh enak aja kamu ngomong, suka-suka kamu ...’ ucap Nayla ketus
reflek ku peluk Nayla sambil ku berbisik untuknya ‘kau bukan hanya cinta monyetku, tapi kau cinta monyetku yang pertama, aku selalu bahagia untukmu, aku selalu menikmati setiap rindu menantimu, sekarang yakinkan diri jadilah seperti matahari yang tak pernah ingkari hari untuknya. saat kita bertemu lagi pastikan bahagia yang kau bawa untuk bercerita’
Pelukan Nayla semakin erat seiring dengan Matahari yang lama-lama menghilang di telan lautan. sambil lirih berucap ‘jika kita dipertemukan di kehidupan selanjutnya berjanjilah kamu akan selalu tertawa dan bahagia bersamaku, coz i’m really love you, until my time is over’
...
‘JARRRROOOTTTTTT!!!!’
seperti biasa emak jadi alarm duniawiku setiap pagi
‘itu kertas-kertas di lemarimu mau emak buang, berantakan gitu’ kata emak tepat sudah berdiri disamping tempat tidurku
‘eiittsss jangan mak, jangan. sini aku yang beresin’
dari setumpukan kertas ini sepertinya familiar, benar saja itu adalah kertas-kertas yang diatasnya ada tulisan disaat aku nembak Nayla waktu SMP. ku baca kembali satu persatu. tibalah dimana kertas terakhir kalimat nayla saat menolak aku.
‘mungkin bukan untuk saat ini ya Jarot, masih kecil ga boleh pacar-pacaran. kamu harus sukses dulu aku ga mau pacaran sama anak yang masih ingusan terus uang jajannya masih suka minta sama emaknya’
Aku sambil tersenyum sendiri membaca kalimat tersebut, tapi aku melihat ada tulisan yang samar di belakang kertas itu. benar saja dulu waktu aku membaca carikan terakhir tersebut aku langsung saja melemparnya ke dalam tas tanpa melihat di baliknya. aku penasaran dan aku balik lembar berikutnya, nampaklah tulisan tangan Nayla.
‘aku akan keluar kota, pasti aku bakal selalu merindukanmu. rindu setiap tawamu dan setiap kejahilanmu, aku juga suka kok sama kamu. suatu saat nanti jika kita bertemu lagi janji ya kamu ga minta uang jajan sama emak lagi, aku pasti mau jadi pacarku’
Kalimat tersebut diakhiri dengan tulisan Nayla & Jarot diantaranya ada logo amor khas dengan panah tepat ditengahnya.
aku tiba-tiba tersentak, kalimat itu. benarkah Nayla punya rasa yang sama seperti yang kurasakan. terus kenapa dia menikah dengan orang lain?
kembali bunyi khas BBM mengagetkanku, ku lihat notifikasinya dari Nayla.
‘nak Jarot ini ibunya Nayla, terima kasih ya untuk Nayla. di saat terakhirnya dia selalu mengucapkan nama kamu. nayla sudah 3 tahun belakangan ini mengidap kanker otak dan sebulan yang lalu dia sudah divonis stadium 4, dokter mengatakan hidupnya tidak akan lama lagi. kami berusaha keras menahannya di Malaysia agar menjalani pengobatan tapi dia bersikeras ingin pulang dan bertemu seseorang, dia selalu mengucapkan itu permintaan terakhirnya, maka dengan berat hati kami turuti. terlihat sesudah balik dari sana mukanya kembali bersinar, kebahagiaan terpancar di wajahnya seolah ada rona kehidupan yang tak kami lihat selama ini. tapi, semua itu tak berlangsung lama, tepat seminggu yang lalu Nayla sudah tiada. sesaat sebelum dia tiada dia bilang katakan pada Jarot kalau Jundu bukanlah siapa-siapanya hanya ingin membuatmu cemburu dan sebenarnya ingin membuatmu melupakan dia, untuk mencari kehidupan baru dan menemukan matahari yang baru. sekali lagi terima kasih nak Jarot untuk kebahagiaan disaat-saat terakhir anak kami’
Tak terasa air mataku mengalir.
Kamu blog baru ya...???
BalasHapusklik saya buat motivasi kamu...
Terimakasih..
salam sahabat blogger...