Blogger templates

Pages

Senin, 13 April 2015

Tania, Wanita penuh tanda tanya

Satu minggu yang lalu aku kenal dengan seorang wanita di sebuah cafe, namanya Tania. Wajahnya terlihat berumur 25 tapi sebenarnya umurnya baru 20. terlihat manis dengan gigi gingsul di kedua ujung bibirnya. rambut indah di kriwil berwarna kecoklatan nampak dari salon yang mahal. suaranya lembut dan kalau bicara semua orang pasti langsung memperhatikan dia. tapi kalau dia ketawa, itu yang bikin kita merasa aneh, kalau pernah nonton serial spongebob pasti kenal dengan suara ketawa lepas yang sedikit agak mengganggu itu. ya, benar dia juga fansnya kartun berbentuk sponge ga jelas itu.

Malam minggu yang lalu, sudah menjadi kebiasaan kami untuk nongkrong di titon’s cafe. cafe ini sudah menjadi langganan sejak beberapa bulan yang lalu, bukan hanya karena pemiliknya adalah teman sendiri, tapi karena disini juga banyak nongkrong cewek cantik.
Malam itu aku, Roni, dan Kifli sudah standby disana sejak jam 8 malam. untuk memperpanjang waktu dan mempertahankan isi dompet kami hanya pesan masing-masing satu cangkir kopi dan satu mangkok kentang goreng. Kifli baru pertama kali ini ikut nongkrong, dia sedikit agak bingung dengan menu-menu di cafe tersebut, ya kebiasaannya nongkrong di warung pesannya cuman teh hangat sama mie goreng.
“Brader, aku bingung mau pesan apa, disini tidak ada tulisan teh hangat tak ada pula tulisan coffemix. aku harus pesan apa ini? aku ikut kamu aja ya pesan apa” katanya sambil berbisik-bisik
“ahhhh dasar lo kifli, makanya jangan sering-sering nongkrong di warung mbok de Lia, kayak bapak-bapak mau ngeronda aja lu nongkrong disana. sini gue pesenin, nih pesan Espresso, keren kan? dari namanya aja sudah keren espresso. kalau di iklan-iklan tuh pasti kamu sering dengar Espresso Numero Uno, minuman asli itali nih” ku coba yakinkan kifli, padahal mau ngerjain dia malam ini.
“Wih boleh tuh, tapi gak bikin mabok kan?” tanya kifli dengan polosnya.
“kamu kira lem Fox bisa bikin mabok, ini kopi kifli bukan minuman keras miras apapun jenismu, tak akan ku minum lagi dan tak akan ku sentuh lagi walau setetes” ledek Roni  sambil bersenandung lagu bang haji, terlihat wajahnya menahan tawa karena keluguan kifli.
Tak berapa lama minuman yang kami pesan datang, aku pesan Milkshake capucino sedangkan Roni pesan Avocado, nah ini si kifli beneran pesan espresso. aku dan Roni berusaha menahan tawa saat kifli mulai menyicipi espresso yang dipesan. tibalah pada hirupan pertama, mukanya langsung kecut dan tak beraturan menahan pahitnya espresso.
“Anj*ng, ini kopi apa jus pare. pahitnya minta ampuuunnnn. memang benar-benar numero uno” umpatnya dengan kesal karena baru sadar dikerjain oleh dua sahabatnya.
“Paman pesan air mineral ya satu, espressonya numero uno banget paman” kata kifli sambil mengangkat tangannya memanggil barista. kami hanya cekikikan karena berhasil ngerjain kifli malam ini.
lama kami berbincang-bincang bertiga, bukan ngegosip tapi kami membahas mengenai kebijakan pemerintah tentang kenaikan BBM. Kifli mengganggap kebijakan ini akan berpengaruh terhadap usaha dia. dengan kenaikan BBM tentu ongkos operasional dan transportasi dari usahanya pasti akan ikutan naik. hal ini akan berpengaruh terhadap harga jual dagangannya di pasaran. jika harga jualnya naik, customer akan merasa diberatkan, tapi jika tidak dinaikkan menurut kifli akan terjadi penurunan revenue yang sangat signifikan untuk badan usahanya dia.
“bentar bentar bentar brader kifli, usaha kamu sebenarnya apa sih?” sanggah roni memotong pembicaraan kifli yang sudah layaknya direktur sebuah perusahaan.
“aku jualan ikan di pasar brader” dengan lugunya kifli menjawab
“ohhhh manager sales regional kampung PT. Nelayan Ikan Kifli production toh, gitu aja lo pakai ngomong panjang lebar mengenai hubungan perusahaanmu dan kenaikan BBM, kan kamfret kita udah menyimak dengan seksama kayak orang pinter aja lo” umpat ku kesal bercampur geli dengan statement kifli mengenai kenaikan BBM
“Loh kan benar brader, BBM Naik otomatis biaya kapal ku naik, biaya operasional dong itu. terus aku nganter ikan dari pantai ke pasar naik motor, bensin eceran sekarang ikut naik. berpengaruh dong sama ongkos transfortasi usahaku. karena biaya operasional dan transfortasi naik maka harga ikanku juga ikut naik, ga banyak sih cuman 10% dari harga normal di bursa harga ikan di pasar. tapi hasilnya, aku malah di demo ibu-ibu di paksa kasih diskon” tutur kifli menjelaskan secara detail tentang usahanya.
“cocok kamu kifli udah cocok jadi caleg” candaku sedangkan si roni hanya bisa berekspresi menaruh tangannya di jidat.
saat asik dengan obrolan, tiba-tiba kami terhenti dengan sosok yang turun dari mobil.
“weettsaahhhh matanya ya, dasar kaum-kaum jomblo. itu Tania namanya, Customer servicenya XL. hayyoooo kita taruhan siapa yang dapat no handphone nya ku gratisin kalian malam ini" celetuk Anton sang pemilik titons cafe tiba-tiba hadir di samping meja kami, terpapar senyum tantangan dari wajah chinnesenya. padahal dia asli jawa timur cuman mukanya aja entah turunan dari mana.
"well well well ada nada tantangan disini, oke kita akan tunjukan pesona kita mas anton" jawabku dengan penuh muka optimis
"oh jadi Jarot yg mau terima tantangannya, oke jadi Roni sama mas siapa ini satu, mas Kifli ya jadi saksinya. kalau gagal si Jarot wajib traktir kita semua minggu depan" tantang si anton
"kita mah oke oke saja mas anton, pokoknya numero uno lah sudah, yang penting siapapun menang kami untung" disambut gelak tawa dia yang dari tadi selalu nyebutin numero uno tanpa tau artinya apa.
Dengan pede nya ku mulai proses memperoleh nomer telpon Tania, tanpa panjang lebar aku langsung duduk di depan dia.
"kayaknya kenal ya, siti ya, atau cindy, ohhh salah-salah kartika ya?" ku keluarkan trik jadulku untuk kenalan dengan cewek
"maaf mas saya sudah pesan tadi sama barista satunya" sahut tania dengan wajah datarnya
asem aku dibilang barista, betapa malunya aku saat itu. wajah sekeren ini, dibilang barista. lagian salah si anton juga kenapa baristanya good looking semua.
"sorry mbak, kita adalah sales kreditan panci, kayaknya muka mbak kayak tante-tante ibu rumah tangga. makanya saya berniat untuk menawarkan produk kami, ini produk super kita, panci tahan panas walau dibakar di suhu 1000 derajat celcius sayur anda ga akan matang2" ledekku membalas celaannya dia
"enak aja kayak tante-tante, udah lah om, adek ga tertarik sama om. cari cabe-cabean lain aja, om bukan level saya"
ternyata tania humoris juga dan easy going orangnya. setiap ledekan aku pasti di balas lebih pedas.
"kenalkan namaku Jarot" dengan pede nya aku perkenalkan diri
"iya udah tau, kelihatan kok dari ID Card kamu" dengan judesnya
"oh iya ya, lupa aku habis kerja tadi langsung kesini"  benar saja ID cardku masih menggantung di salah satu saku kemejaku. 3 bulan terakhir ini aku bekerja di salah satu perusahaan swasta di bagian marketing.
"kamu?" tanyaku
"loh, bukannya sudah dikasih tau si anton namaku siapa? Tania" balasnya judes
"Hmmmm Tania, wanita penuh tanda tanya" ledekku, karena dari tadi tania mukanya datar saja, walau terus dipancing buat becanda. aku menulis sesuatu di handphoneku. lalu ku tunjukan sama dia
"benar begini kan namamu tante tania wanita penuh tanda tanya" sambil ku tunjukkan handphoneku ke wajahnya.
"nah, nama ini ga bisa di save tante. kecuali ku tambahkan no telponmu disini" biasa aku masih menggunakan trik lama, agar aku bisa menang taruhan malam ini.
"dasar om-om gatal modus, aku ga punya handphone, sorry" wajahnya masih saja ketus sambil melahap es cokelat dan roti bakarnya yang sudah disipakan oleh barista saat kita asyik adu cela dari tadi
"ah hari ini ga punya handphone, ga gaul banget sih tante. ku jelaskan ya zaman sekarang ga bawa handphone itu sama seperti kau ga bawa celana dalam kemana-mana, ga enak ga nyaman dan bergelantungan" ledekku sambil tersenyum memancing perhatiannya.
"kamu kerja di XL ya, aku juga pakai XL lo, emak ku juga pakai XL, bahkan sampai kakekku juga pakai XL lo. adekku aja yang masih pakai S" aku masih berusaha memancing perhatiannya dia
"gak kok, aku gak kerja di XL. aku masih pengangguran" jawabnya singkat
"ahhhh masa gadis secantik mbak gak kerja, pasti banyak tuh kan bos-bos batubara yang nawarin?"
"nawarin apaan? nawarin kerja?" tanyanya penasaran
"nawarin jadi isteri muda mbak" aku sambil tertawa keras, tapi memelan dan terus memelan karena aku memperhatikan wajahnya datar menanggapi candaanku.
"mbak otak ketawanya sudah putus ya?" tanyaku ikut-ikutan ketus
"hah otak ketawa? pasti sering nonton spongebob ya?"
"iya aku sering nonton pagi-pagi, itu kan kayak squidward gak bisa ketawa jangan-jangan otak ketawa mbak kececer lagi pas perjalanan kesini" nyambung aja jadinya saat aku ngomongin tentang spongebob, ternyata dia penggemar spongebob juga. terlihat wajahnya mulai memerah menahan ketawa. tapi sesaat kemudian menjadi datar kembali.
"sudah ya ngomong ga jelasnya, aku mau pulang" sambil berdiri dan meninggalkanku menuju kasir. terlihat wajah anton kegirangan, Roni dan Kifli saling bertepuk tangan. kurang ajar menang mereka taruhan kali ini umpatku dalam hati.
aku kembali ke meja bersama mereka dengan wajah asem menanggung malu.
"eh kalian jangan girang, ternyata habis aku selidiki si Tania mengalami kelainan seksual sejak dari TK lo, dia seorang lesbian" aku ngeles karena sudah ketanggung malu kalah taruhan.
"ahhh, sudah lah kau, kau malam ini tidak bisa membuktikan diri sebagai seorang playboy, tak usah ngeles lagi" kata Roni sambil memberikan isyarat dongakan kepala kepada kifli sebagai bentuk meminta persetujuan
"Kau belum numero uno kawanku malam ini" timpal kifli sambil mengangkat gelas espressonya
tak lama Tania berlalu dari kasir tanpa menoleh sedikit pun, kami masih menatapnya dari belakang memang cantik sekali wanita ini. tapi ekspresinya itu yang bikin gemes, tiada sedikitpun bergeming saat diajak bercanda. dingin bagai salju.
tiba-tiba anton mendekat sambil bertepuk tangan.
"memang kau memang Jarot memang seorang cassanova" sambil memberikan selembar kertas bon dari kasir. ku lihat kertas itu tertulis di belakangnya
0878153******* Tania
ternyata si Tania meninggalkan nomer handphonenya untukku dikertas tersebut.
"wihhhh ini baru temanku yang numero uno" kata kifli sambil menepuk-nepuk bahuku
"sini nomernya buatku aja" kata roni pengen merebut kertas bon itu dari tanganku. dengan sigapnya segera ku masukkan kertas tersebut dalam saku celana.
"enak saja, makanya usaha dasar fakir asmara" cela ku dengan penuh rasa bangga
malam itu kami habiskan dengan bercanda menikmati kopi gratis dari anton hasil taruhan tadi.
...

 Satu bulan berlalu sejak mengenal Tania, iseng-iseng aku sering jalan ke XL Center hanya modus untuk beli paket internet atau sengaja ku hilangkan kartuku agar bisa diganti kartu yang baru disana,
malam ini Tania bilang akan ke titons cafe lagi. ini kesempatanku untuk lebih dekat dengan Tania. selain cantik, dia juga smart sering kami bertukar cerita melalui SMS biasanya aku menanyakan mengenai XL karenaa udah lama sekali menggunakan XL. dengan ramahnya dia menjelaskan mengenai paket-paket XL. mulai dari paket internet yang cocok buat orang yang suka social media sampai paket yang cocok buat suka ngeyoutube seperti emak.
Dari sore aku sudah berdandan semaksimal mungkin, parfum sudah beberapa kali aku semprotkan ke badan. sampai lupa kalau aku belum mandi, maka mandi lah aku dan kembali menyemprotkan parfum ke badan.
"Jarot!!! ini rumah udah seperti toko parfum, semua ruangan baunya parfum kamu, mau keman kau nak? ketemu cowok mana lagi" ledek emak yang daritadi ternyata memperhatikan tingkahku
"ahhhh emak, emak kira aku homo ketemu cowok mulu"balasku
"emang benarkan, coba sebutin temenmu, emang ada yang cewek. paling Roni, terus Kifli, terus itu bapak-bapak satpam penjaga pos ronda" kembali mama meledek anaknya yang sudah menyentuh umur 23 Tahun ini.
"Jarot, liat si Daus, dia udah punya anak tuh. emak senang sekali nimang anaknya itu waktu arisan"
"emak, next modus plis, modusnya itu-itu mulu gak kreatif. cari yang lain lah yang bisa memotivasi anakmu ini agar bisa cepat ketemu jodohnya"
"Kayaknya bakalan rame ya kalau rumah ini ada anak-anak lari-larian disini" lanjut modus emak yang sudah pengen sekali menimang cucu
"emak, assalamualaikum jarot pergi dulu ya doain anakmu ini pulang-pulang bawa isteri, isterinya orang tapi" celotehku sambil cepat-cepat salim dan meninggalkan emak keluar rumah, soalnya bosan sudah mendengar modus tentang cucu setiap harinya dari emak.

...

ku taruh motor dan helm ku di depan cafe, ku lihat Tania sudah duduk manis di salah satu sudut cafe sendirian, dia terlihat anggun dengan kemeja kotak-kotak berwarna pink sambil sibuk memainkan handphonennya. Anton dari jauh sudah tersenyum sambil mengedip-ngedipkan mata. dia kayaknya sudah tau niatku malam ini datang kesini. perlahan dia keluar menghampiri aku, dia tepuk bahuku dari depan sambil mendekatkan kepalanya lalu berbisik.
"tenang, malam ini kamu aku kasih diskon kawan. asal PDKT mu kali ini berhasil ya"
aku hanya bisa tersenyum, menahan gugup dan detak jantungku tak beraturan.

"lagi sendirian neng? pasti lagi nungguin aku ya" tegurku dengan pedenya sambil menarik bangku lalu duduk menghadap dirinya.
"eh om-om girang, gak mangkal om malam ini jadi ikutan nongkrong disini juga?" ledek dia
"ihhh cyiinn enak ajah akika juga manusia cyiinn punya rasa punya hati, jangan samakan eke dengan lelaki, ihhh adinda centong deh malam ini, nungguin siapa" bercandaku disambut dengan tawanya ang sebenarnya bising tapi masih terlihat anggun dan cantik sekali. apalagi gigi gingsulnya saat ketawa mencuat keluar, kayak vampir tapi vampir yang cantik. hampir satu jam kami habiskan becanda disana, mulai bahas tentang pekerjaan sampai bahas tentang bangunan flyover yang ga jadi-jadi. kadang diselingi dengan tawa antara kita.
"neng, neng udah punya pasangan ya?" tanyaku tiba-tiba karena penasaran
dari wajahnya agak tidak suka dengan pertanyaan tersebut, tapi dia berusaha menutupinya dengan senyuman. dia diam saja tidak membalas pertanyaanku.

"ikut aku bentar yuk, akan kutunjukin satu tempat yang kamu pasti kagum melihatnya Tania" ajakku kepadanya
"hmmmmm, jangan lama-lama ya tapinya. aku ga mau pulang malam-malam"
"eh anak mami ternyata" ledekku
"ayoo sudah kita jalan" ajak dia

aku bergegas meminjam helm dari anton, gak mungkin aku naik mobilnya Tania. karena aku belum bisa nyetir. gengsi aja masa cewek yang bawa. tapi si Tania kayaknya tidak ikutan gengsi walau hanya naik motor.
sekitar 15 menit sampailah kami di sebuah jembatan, sepi jembatan itu karena letaknya di ujung kota.
"kok disini si rot, kamu mau ngapain aku, mau culik atau mau rampok, nih ambil semua asal pulangin aku ke rumah sekarang juga" tanya Tania dengan wajah gelisah
"eh tante kira-kira ya, kalau aku culik kamu siapa juga yang mau nebusin? diminta tebusan 10 juta paling disuruh sekalian nikahin uang tebusannya buat jujuran" ledekku sambil tertawa
"enak aja, jujuranku 100 juta kali" dengan muka ketusnya yang nampak dari sinar rembulan malam itu, karena saat itu sedang bulan purnama.
"gini tante, aku sangat suka tempat ini. apalagi saat purnama, sudut bulannya tepat kan, terus liat bintang yang disana setiap malam posisinya hanya sedikit berubah masih disitu-situ aja nungguin bulan dari sabit sampai purnama, sinar bintangnya gak pernah redup tak kalah dengan sinar benderang lampu-lampu yang menghiasi rumah di pinggiran sungai ini"
"tumben kamu ngomong romantis, lagi salah minum obat ya tadi di rumah" ledek Tania dengan senyumnya
"jadi tujuan kamu mengajak aku kesini buat apa?" tanya Tania heran
"hehehehe, aku, aku, gini lo" jujur saat itu aku gugup sekali, ini sama seperti perasaan ketemu emak waktu SD dan bawa rapot yang nilainya merah semua, gak tau harus ngomong apa dan bagaimana.
"aku, Tania, aku, aku suka sama kamu"
tiba-tiba wajah tania berubah jadi judes kembali tanpa ekspresi, aku merasa bersalah jadinya.
"aku salah ngomong ya? jujur ya neng, kamu orangnya baik banget terus ramah. aku merasa nyaman saat berhubungan dengan kamu. jujur aku mau kita bukan hanya sekedar teman saja. makanya aku tadi nanya apakah kamu sudah punya pasangan atau belum, aku sih berharapnya belum"
Tania hanya diam saja mendengarkan kata-kataku. aku jadi ikutan diam. hampir 10 menit kami sama-sama diam disana mata Tania terus menatap ke bawah memainkan handphone ditangannya.
"ya udah ayo kita pulang, anggap saja omonganku tadi hanya becanda seperti biasa ya. jangan dianggap" sambil ku hidupkan kembali mesin kendaraanku.
"tunggu dulu Jarot" ucap tania tiba-tiba, ku matikan mesin motorku.
"Lihat bintang disana, aku merasa seperti dia. aku sedang menunggu seseorang. seseorang yang saat ini sedang berjuang demi masa depanku jauh disana. dia tidak pernah ingkar janjinya. walau dia jauh aku selalu merasa dekat dengannya aku selalu merasa dia ada di sampingku. menemaniku saat aku sepi walau kadang hanya berupa suara dan kadang hanya bertukar wajah melalui foto dan video. tak jarang kami berselisih paham, tak jarang kami bertengkar tapi rasa rindu dan cinta kami begitu besar hingga tak ada alasan aku menghianatinya. aku percaya dia pun pasti begitu disana. aku terus menghitung hari menunggu hari-hari kita bisa bersama. kadang pesimis kadang juga menangis"
aku rasanya tersedak biji kedondong mendengarnya, rasanya saat ini bersalah banget karena telah mencoba mendekatinya.
"kamu begitu baik Jarot, aku sebenarnya takut sekali hal seperti ini terjadi. aku takut kehilangan seorang teman karena hanya sebuah perasaan yang perlahan berubah menjadi lebih dari sekedar teman. bukan maksudku menyakitimu, bukan juga aku memberi harapan palsu, tapi aku suka punya teman seperti kamu. jarang sekali aku tertawa riang seperti akhir-akhir ini setelah hubungan kami di batasi oleh jarak. sosokmu mengingatkanku akan dirinya, dirinya yang dulu selalu ada disampingku melakukan hal-hal bodoh dan konyol hanya untuk membuatku tertawa"
keringat dingin mengucur di seluruh tubuhku, wanita ini memang patut diperjuangkan, beruntung sekali lelaki yang saat ini memilikinya, kalau aku jadi lelaki itu pasti aku akan mau melakukan apa saja untuk memperjuangkannya.
"ayo kita pulang, aku ga mau liat kamu sedih, apalagi karena kata-kataku tadi. lupakan ya. aku mengerti kok, lagian aku adalah lelaki sejati yang tidak mungkin merebut pasangan orang lain, rasanya jatuh harga diriku tujuh turunan" ucapku sambil tersenyum menutupi rasa kecewaku
"ayokkk naik, ahhh tante mukanya jangan gitu dong, gak cantik lagi jadinya. entar aa nya yang disana selingkuh lo liat kamu mukanya jelek kayak gitu" ledekku mengajaknya pulang sambil menyalakan mesin motorku.

tibalah kami di titons cafe, Tania langsung naik ke mobilnya dan pergi pulang sambil melambaikan tangan ke arahku.
Anton keluar dan kembali mendekati aku sambil merangkul bahuku.
"gimana brader, sukses?" tanyanya singkat
"iya sukses banget, sukses bang kamu ngerjain aku. dia udah punya pacar?"
"oh dia masih dengan pacarnya dulu, ku lihat dia selalu sendirian di cafe ini aku kira sudah putus. bener sih dia dulu romantis banget sama pacarnya, sekarang pacarnya dipromosikan kerja diluar kota kerja di XL juga" ucap Anton menjelaskan detailnya
"kamu baru ngomong sekarang bang, kalau tau gitu, ah sudahlah" aku dengan nada kecewa menyalakan mesin motorku dan pulang ke rumah.
...
"gimana nak kencannya?" tanya emak yang kebetulan masih bangun di ruang tamu sambil nonton sinetron kesukaannya mahabrata. aku hanya berlalu menuju kamarku dengan muka datar tanpa mengubris emak. terlihat wajah emak tersenyum mungkin dia sudah mengerti keadaan ku saat ini.
Tania, Wanita penuh tanda tanya. seandainya kloning itu bisa terjadi mungkin saat ini aku sudah kloning dirimu Tania. tapi sayangnya, ahhh sudahlah. ku ketik sms untuk Tania malam itu

"Tania, kamu bintang yang sangat terang. beruntunglah bulanmu. aku yakin walaupun beribu bintang, baginya kamu yang paling terang" 

aku terlarut dalam lamunanku terdengar samar-samar suara televisi di kamarku semakin lama semakin samar dan akhirnya aku tenggelam di lahap rasa ngantuk malam itu.

Ditulis Oleh : fuevanpersie // 00.28
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

Fuad Ansari. Diberdayakan oleh Blogger.